Jumat, 16 April 2010

pertanyaankuu

Suatu hari, aku menanyakan hal pada ibu. Hal yang selama ini selalu mengganjal dihatiku. Hal yang ingin sekali aku luapkan padanya, tentang hal dalam diriku yang ada selama ini
“ibu..” kataku membuka suara “mengapa sejak dulu ibu tidak pernah membanggakanku di depan semua orang ? mengapa ibu selalu membandingkan aku dengan orang lain yang ibu sangat tahu bahwa aku tidak pernah suka dibandingkan dengan orang lain ? ibu juga tahu aku ingin sekali masuk psikologi atau kedokteran gigi, tapi, mengapa ibu tak pernah merestuinya ? kenapa setiap usaha kerasku untuk memperoleh nilai yang bagus dan mengikuti berbagai hal positif tak pernah ibu hargai sedikitpun ? ibu hanya melihat dan mengacuhkannya begitu saja.. dan ketika aku ingin sekali lolos dalam salah satu ajang bergengsi, mengapa ibu mendoakanku supaya tidak lolos ? taukah ibu, aku sakit mendengar tawa riangmu saat aku sedih karena ibu mendoakanku tidak lolos dalam ajang itu.. dan ibu juga sangat tahu bahwa menyanyi akan tetap menjadi nafasku.. mengapa kata-kata bangga dari mulutmu itu tak pernah menjadi milikku, bu ?”
Ibu menatapku dan berkata “nak.. bukannya ibu tidak merestuimu untuk memasuki dunia psikologi dan kedokteran gigi, tapi ibu sangat tahu, kamu sampai pada detik ini terus mengagumi keajaiban matematika. Ibu pernah tak sengaja melihat tulisanmu yang menggambarkan rasa kagummu pada keajaiban dan dunia matematika. Ibu sangat mengetahui bahwa kamu sangat menyukai menghitung dibandingkan menghafal yang selalu menjadi kelemahanmu sejak kecil. Taukah kamu, nak ? kedokteran gigi dan psikologi adalah dua dunia yang sangat jauh dari dunia yang selalu kamu kagumi. Dunia itu untuk mereka yang bisa dengan cepat menghafal detil-detil organ dan kejiwaan. Mampukah kamu saat memasukinya, nak ? mungkin ibu salah karena ibu terlalu khawatir kalau kamu tidak mampu pada dua dunia itu. Tapi, matematika dan keajaibannya akan tetap menjadi kekagumanmu sampai kapanpun. Ibu hanya tidak ingin kamu menyesal di kemudian nanti. Cita-cita muliamu untuk merawat anak-anak ‘berbakat’ sungguh sangat mulia, tetapi, tidak harus memasuki dunia psikologi.. ibu sudah melihat kemampuanmu berbicara dan bermain dengan anak-anak ‘berbakat’. Dan ibu menyadarinya, bahwa kamu tidak perlu ada di jurusan psikologi. Karena apa ? karena tanpa memasuki jurusan psikologi, kamu sudah mampu berinteraksi dengan anak-anak ‘berbakat’ itu.. itu adalah salah satu kelebihanmu, nak.. oleh karena itu, ibu selalu memohon kepadaNya, agar memberikanmu dunia yang terbaik untukmu. Dan, semua itu telah terbukti bukan ? dunia akuntansi sangat cocok untukmu dan kamu nyaman menjalaninya..
Bukannya ibu tidak menginginkanmu untuk lolos dalam ajang bergengsi itu. Tapi, ibu tidak menginginkan kamu memasuki dunia entertainment. Kenapa ? karena menurut ibu, dunia itu lebih banyak hal negative dibanding positifnya. Ibu tidak bisa membayangkan putri sulung ibu lulus kuliah tidak tepat waktu karena terlena dengan dunia entertain. Belum lagi pergaulan bebas yang kerap terjadi pada dunia entertain, dan juga bagaimana sedihnya hati ibu karena melihat putri sulung ibu harus mengalami kelelahan luar biasa karena diforsir di dunia entertain untuk mencari uang. Belum saatnya kamu mencari uang sendiri, nak.. itu masih tetap tugas ibu dan ayah sampai nanti kamu mendapatkan pekerjaan yang layak. Kami masih sangat sanggup membiayaimu.. ibu tahu, menyanyi adalah nafasmu. Ibu tak pernah melarangmu untuk menyanyi. Hanya, ibu meminta bakatmu itu kembalikan lagi kepada Tuhan dengan mempersembahkan bakatmu untuk melayaniNya di gereja.
Bukannya ibu tidak bangga dengan semua keberhasilanmu, tapi ibu terlalu senang, karena doa ibu didengar olehNya. Saat melihat sertifikat-sertifikat yang kamu dapatkan, ibu terlalu senang karena doa ibu yang selalu mengharapkan kamu menjadi contoh buat adik-adikmu terkabul. Saat melihat nilaimu yang bagus dan hampir sempurna. Ibu terlalu senang karena ibu berhasil mendidikmu untuk menjadi contoh bagi adik-adikmu.
Ibu memang sengaja membandingkanmu dengan orang lain, itu ibu lakukan agar kamu tidak cepat puas dengan prestasi yang kamu raih. Kamu harus tahu, masih banyak diluar sana orang-orang yang akan mengejar kamu jika kamu sedikit saja lengah dan puas. Ibu tak ingin kamu terlena dengan perjalanan yang baru saja kamu tempuh. Ibu ingin kamu terus mengejar mimpimu yang selama ini selalu kamu angan-angankan kepada ibu.
Dan jika ibu tidak membicarakan prestasimu ke semua orang, itu karena semua orang sudah tahu prestasi-prestasimu. Orang sudah melihat dan mengetahui sendiri prestasi yang telah kamu raih lewat piala yang ada di buffet, sertifikat-sertifikat yang terlaminating rapi, dan foto-foto yang terpajang. Orang sudah tahu semua itu dan sudah menyatakan kepada ibu bahwa pastilah ibu sangat bangga dengan anak sulungnya. Dan memang, ibu bangga pada anak sulung ibu yang cerdas dan berprestasi. Apa lagi yang harus ibu beritahu ke semua orang kalau ternyata mereka sudah tahu prestasimu ?
Kata-kata bangga selalu ada untukmu, nak.. selalu.. hanya, ibu terlalu bingung mengucapkannya. Karena sekali lagi, ibu terlalu senang karena doa ibu terkabul.. doa yang setiap detik ibu panjatkan.. doa yang mengiringi langkahmu setiap waktu .. semua itu terkabul, nak ..”

Thankyou, mom..
I know your love is deeper than the ocean
Your love is in the second place in my heart after God’s love
Selalu..selalu..dan selalu .. dalam hidupku
Aku hanya ingin membanggakanmu seorang ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.